Percepat Realisasi PAT, PSIPKH Bersama DKPP Ngajuk Terus Genjot Pemetaan LBS
Fenomena El Nino sangat mempengaruhi stabilistas pangan di Indonesia yang terpengaruh oleh suhu panas yang semakin meningkat. Ini meyebabkan merosotnya hasil panen Nasional.
Sebagai daerah penghasil beras Nasional, Kabupaten Nganjuk melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) bergerak cepat mengidentifikasi langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan dalam menghadapi permasalah tersebut. Salah satunya dengan melakukan pemetaan lahan baku sawah (LBS) yang belum tercatat dengan menggunakan poligon.
Untuk menggenjot hal tersebut, Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PSIPKH) yang juga Penanggung Jawab Satuan Tugas Antisipasi Darurat Pangan Provinsi Jawa Timur Dr. drh. Agus Susanto, M.Si beserta tim berkesempatan mengunjungi DKPP Nganjuk. Kunjungan yang disambut langsung oleh Kepala DKPP Kabupaten Nganjuk Ir. Muslim Harsoyo tersebut dilakukan pada hari Rabu, 28 Agustus 2024.
Pada kesempatan tersebut Agus menyatakan bahwa meningkatkan produksi padi Kabupaten Nganjuk di tahun 2024 yang sesuai roadmap Kementerian Pertanian diperlukan adanya persamaan persepsi semua pihak. “Penyamaan persepsi dalam pelaporan PAT dan LTT di seluruh Kabupaten/Kota mutlak sangat diperlukan. Ini semua untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia,” ujar Agus.
Dinyatakan Arnen Sri Gemala, SP. M.Si., dari Direktorat Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, bahwa realisasi Penambahan Areal Tanam (PAT) di Kabupaten Nganjuk memuaskan dan bahkan melebihi target, yakni, seluas 3.370,74 Ha atau mencapai 191,3 %.
Arnen pun berharap dengan hasil yang telah didapat tersebut jajaran DKPP Nganjuk tidak cepat berpuas diri. Diyakininya Kabupaten Nganjuk masih mampu menambah luasan PAT. “Melihat potensi lahan yang luar biasa di Kabupaten Nganjuk, saya yakin (luasan) PAT disini masih bisa bertambah,” ungkapnya.
Sementara itu, Harsoyo menginstruksikan jajarannya untuk segera menginventarisir dan melaporkan luas lahan sawah yang belum masuk di dalam LBS. “Ini menyangkut dengan ketersediaan dan kebutuhan pupuk di Kabupaten Nganjuk yang belum termanfaatkan secara maksimal,” tandas Harsoyo.
Seperti diketahui PAT, atau Penambahan Areal Tanam, merupakan program Strategis Kementerian Pertanian dimana salah satunya melalui kegiatan pompanisasi air untuk mengaliri lahan yang kering.
Hadir pada kunjungan kerja tersebut a.l. perwakilan Direktorat Serealia Ditjen Tanaman Pangan, BSIP Jawa Timur, serta jajaran DKPP Kabupaten Nganjuk. (bar/nha)